PERCOBAAN EKSTRAKSI SOXHLET
ATAU PADAT-CAIR
(MINYAK KELAPA)
GURU MATA PELAJARAN : MIKE MIRAZA
S.Pd
OLEH :
KELOMPOK
4 :
1. DWI ARINI (08)
2. HABIB ABDILLAH AL HAKIM (13)
3. M. ARDY RAHMAWAN (26)
SMK Negeri Kabuh – Jombang
Tahun Pelajaran 2015-2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang
tidak campur menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan
analitis. Bahkan dimana tujuan primer bukan analitis namun preparatif, ektraksi
pelarut merupakan suatu langkah penting dalam urutan menuju ke suatu produk
murni itu dalam laboratorium organik, anorganik atau biokimia. Meskipun
kadang-kadang digunakan peralatan yang rumit namun seringkali diperlukan hanya
sebuah corong pisah. Seringkali suatu pemisahan ekstraksi pelarut dapat
diselesaikan dalam beberapa menit, pemisahan ektraksi biasanya bersih dalam
arti tak ada analog kopresipitasi dengan suatu sistem yang terjadi.
Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi
zat terlarut dengan `perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling
bercampur, seperti benzene, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasannya
adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase
pelarut. Teknik ini dapat digunakan untuk preparative, pemurnian, pemisahan dan
analisis kemudian berkembang metode yang baik, sederhana dan cepat. Berdasarkan
penjabaran di atas maka untuk memperdalam pengetahuan tentang teknik ekstraksi minyak dari
kelapa dengan kloroform dengan menggunakan ekstraksi soxhletasi maka
dilakukanlah percobaan ekstraksi pelarut padat cair.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari
percobaan ini adalah:
1. Bagaimana mengenal cara
pemisahan dengan metode ekstraksi soxhlet ?
2.
Berapa kadar lemak dalam sampel kelapa dengan metode ekstraksi soxhlet ?
C. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Mengenal cara pemisahan
dengan metode ekstraksi soxhlet.
2. Menghitung kadar lemak
dalam sampel kemiri dengan metode ekstraksi soxhlet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera) adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan adalah anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan
hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba
guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini.
Klasifikasi ilmiah dari kelapa adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Arecidae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Cocos
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Arecidae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Cocos
Spesies :
Cocos nucifera
Pohon dengan batang tunggal atau kadang-kadang bercabang. Akar serabut, tebal dan berkayu, berkerumun
membentuk bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai. Batang beruas-ruas namun
bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh
menyebar (tidak konsentrik), berkayu. Kayunya kurang baik digunakan untuk bangunan. Daun
tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, pelepah pada ibu tangkai
daun pendek, duduk pada batang, warna daun hijau kekuningan. Bunga tersusun majemuk pada rangkaian yang
dilindungi oleh bractea, terdapat
bunga jantan dan betina, berumah satu, bunga betina terletak di pangkal
karangan, sedangkan bunga jantan di bagian yang jauh dari pangkal. Buah besar, diameter 10 cm sampai 20 cm atau
bahkan lebih, berwarna kuning, hijau, atau coklat; buah tersusun dari mesokarp berupa serat yang berlignin, melindungi bagian endokarp yang keras dan kedap air; endokarp melindungi
biji yang hanya dilindungi oleh membran yang
melekat pada sisi dalam endokarp.
B. Tinjauan tentang Lemak
Lemak merujuk pada
sekelompok besar molekul-molekul
alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin
yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid
(termasuk di dalamnya getah
dan steroid) dan
lain-lain. Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon (-CH2-CH2-CH2-)
maka lemak mempunyai sifat hidrophob. Ini menjadi alasan yang menjelaskan
sulitnya lemak untuk larut di dalam air. Lemak dapat larut hanya di larutan
yang apolar atau organik seperti: eter, kloroform, atau benzol. Lemak secara
khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya
yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa (“Lemak”, 2012).
Lemak hewan
umunya berupa zat padat pada suhu ruangan sedangkan lemak yang berasal dari
tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang mempunyai titik lebur yang tinggi
mengandung asam lemak jenuh sedangkan lemak cair atau yang biasa disebut minyak
mengandung asam lemak tidak jenuh. Pada umumnya lemak apabila dibiarkan lama di
udara akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak. Hal ini disebabkan oleh proses
hidrolisis yang menghasilkan asam lemak bebas. Di samping itu dapat pula
terjadi proses oksidasi terhadap asam lemak tidak jenuh yang hasilnya akan
menambah bau dan rasa yang tidak enak.
C. Tinjauan tentang Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari
campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak
dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke
pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair tidak dapat atau
sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis yang telah
dibicarakan. Misalnya saja, karena komponennya saling bercampur secara sangat
erat, peka terhadap panas, beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau
tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah. Dalam hal semacam itu,
seringkali ekstraksi adalah satu-satunya proses yang dapat digunakan atau yang
mungkin paling ekonomis.
Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu
zat terlarut (solut) diantara dua fase cair yang tidak saling bercampur tersebut.
Teknik ekstraksi sangat berguna untuk
pemisahan secara tepat dan bersih baik untuk zat organik maupun zat
anorganik. Cara ini juga dipakai untuk analisis makro maupun mikro. Selain
untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk
pekerjan-pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organic, biokimia dan
anorganik di laboratorium. Alat yang yang digunakan dapat berupa corong pisah
(paling sederhana), alat ekstraksi Soxhlet, sampai yang paling rumit berupa
alat “Counter Current Craig”. Secara umum, ekstraksi ialah proses
penarikan keluar suatu zat terlarut dari larutannya di dalam air oleh pelarut
lain yang tidak dapat bercampur dengan air. Tujuan ekstraksi adalah memisahkan
suatu komponen dan campurannya menggunakan pelarut. Metode soxhlet ini dipilih
karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan larutan sari
yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang
digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi.
Waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut yang
digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang
tahan panas.
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat
dan Bahan
1.
Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini
adalah rangkaian soxhlet (labu alas bulat, baskom, aerator thimbel dan kondensor),
rangkaian alat destilasi (labu destilasi, kondensor, kompor listrik, steel
head, termometer, Erlenmeyer, receive adaptor, statik dan klem), neraca
analitik, gelas kimia dan botol semprot.
2.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aluminium foil, aquadest (H2O),
benang, kapas, kelapa (Coconus nucifera ), kertas saring dan kloroform
(CHCl3).
B. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari percobaan ini adalah:
1. Menghaluskan sampel
kelapa dan menimbang kelapa halus 31,4
gram.
2. Membuat filter dari
kertas saring, kemudian pada bagian bawah dialas dengan kapas, kemudian
memasukkan kelapa halus dan metutup kertas saring.
3. Mengikat kertas saring dengan benang supaya sampel
tidak terbuka pada proses ekstraksi.
4. Menimbang volume kosong
labu alas bulat.
5. Memasukkan kloroform ke
dalam labu alas bulat, menimbang volumenya.
6. Memasukkan sampel kelapa
ke dalam slonsong dan menahannya dengan penutup labu.
7. Membuat rangkaian soxlet
8. Mengekstraksi kelapa
dengan kloroform selama ±2 jam atau paling sedikit 5 kali sirkulasi
9. Menimbang hasil
ekstraksi dalam labu alas bulat.
10. Menghitung kadar minyak kelapa.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
. Analisis Data
Bobot cawan = 45,5 gram
Bobot cawan + sampel = 95,9 gram
Selisih sampel = 64,5 gram
Bobot sampel (kelapa) = 95,9 gram – 64,5 gram
=
31,4 gram
Bobot minyak = 23,28 gram
Kadar minyak = Bobot minyak
x 100 %
Bobot sampel = 23,28 gram x 100 %
31,4 gram
= 0,7414 x 100 %
= 74,14 %
B. Pembahasan
Dasar teori ekstraksi padat-cair digunakan untuk
memisahkan analit yang terdapat pada padatan menggunakan pelarut organik. Ekstraksi soxhlet digunakan untuk mengekstrak
senyawa yang kelarutannya terbatas dalam suatu pelarut dan pengotor-pengotornya
tidak larut dalam pelarut tersebut. Sampel yang digunakan dan yang
dipisahkan berbentuk padatan.
Sebagian besar senyawa kimia berada dalam keadaan bercampur dengan senyawa lain
atau keadaan tidak murni. Untuk beberapa keperluan seperti sintesis senyawa
kimia yang memerlukan bahan baku senyawa kimia dalam keadaan murni, sehingga
perlu dilakukan pemisahan. Jika komponen terlarut sangat sedikit larut atau
disebabkan oleh bentuknya sehingga proses pelarutan sangat lambat, maka perlu
dilakukan pemisahan, diantaranya menggunakan ekstraksi. Ekstraksi adalah
penyarian zat-zat aktif untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam
simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat
ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka,
kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut. Pada percobaan ini
digunakan metode ekstraksi soxhlet. Prinsip kerja metode alat ini adalah penarikan
komponen kimia yang dilakukan dengan cara ditempatkan dalam selonsong yang
telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyaringan dipanaskan
dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola
menjadi molekul-molekul cairan penyaring yang jatuh ke dalam selonsong
menyaring zat aktif dan jika cairan penyaring telah mencapai permukaan sifon,
seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler
hingga terjadi sirkulasi.
Pada percobaan ini
digunakan sampel kelapa dan kloroform untuk menentukan kadar minyak yang
terkandung di dalam kelapa tersebut. Banyak sampel kelapa yang diinginkan yaitu 31,4 gram ditimbang
pada neraca analitik atau neraca digital
yang kemudian dimasukkan ke dalam filter. Filter adalah salah satu bagian dari
rangkaian soxhlet. Cara memasukkan sampel yaitu dengan menyimpan sampel diatas
kertas saring kemudian dgulung dan diikat dengan benang yang berwarna putih.
Tujuan diikat dengan benang untuk mengeratkan gulungan kertasa saring yang
berisi sampel. Kloroform dimasukkan kedalam labu alas bulat, 2/3 banyaknya
kloroform pada labu alas bulat. Kloroform merupakan larutan yang mudah menguap
dan merupakan pelarut organik yang baik,
kemudian di rangkaikan dengan ekstraksi soxhlet dan dilakukan 5
sirkulasi. Setelah sirkulasi selesai
minyak kemiri bergabung dengan kloroform dalam labu alas bulat. Dan diperoleh
kadar lemak dari kelapa yaitu 74,14 %. Ini artinya dalam 31,4 gram sampel
kelapa terdapat 74,14 % minyak yang terkandung di dalam kelapa tersebut. Hasil
percobaan ini sesuai dengan teori karena
menurut literatur kandungan minyak pada kelapa yang masih muda mengandung minyak sebesar
26,67% sedangkan kelapa yang digunakan pada percobaaan ini adalah kelapa yang
tua, tentu saja kandungan minyaknya 3x lebih banyak dengan kandungan minyak
pada kelapa mudah sehingga percobaan ini dapat dikatakan berhasil.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari
percobaan ini yaitu :
1. Pemisahan lemak dari
sampel kelapa dilakukan dengan metode ekstraksi soxhletasi selama 5 kali
sirkulasi.
2. Kadar lemak yang
terkandung pada kelapa yaitu 74.04 %.
B. Saran
Saran dari percobaan
ini adalah sebaiknya untuk percobaan selanjutnya digunakan sampel kacang tanah
agar dapat diketahui perbandingan kadar lemak dari masing-masing sampel
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Alimin, Muh. Yunus, Irfan Idris. Kimia Analitik. Makassar. Alauddin Press: 2007
Day, R.A dan Underwood, Al. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:
Erlangga. 1986
“Ekstraksi”.http://www.chemistry.org/materi_kimia/kimiaindustri/teknologiproses/ekstraksi/. 2012 (2 Mei 2012)
Khopkar S.M. Konsep dasar
Kimia Analitik. Jakarta. Universitas Indonesia (UI): 2008
Poedjiadi, Anna. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta. Universitas
Indonesia (UI): 2009
“Proses Pemisahan”. Wikipedia the Encyclopedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Proses
pemisahan. 2012 (2 Mei 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar